Translate this Blog

Sekilas tentang Hsinchu, Taiwan, part 2


Setelah part 1 yang mengupas tentang pasar malam Hsincu dan sekitarnya, kini part 2 akan menguak tentang Hsinchu di down town nya. Ok let’s begin



Saat saya diajak kakak dan kakak ipar saya berpetualang di downtown Hsinchu, kami mampir di beberapa tempat yang kebanyakan adalah wisata belanja. Hehehhee

1. NET
NET adalah sebuah toko semacam distro yang menyediakan segala jenis produk clothing. Karena namanya distro, maka barang yang ditawarkan pun mempunyai merek NET juga. Karena saat itu adalah musim dingin mendekati natal, maka barang yang di display juga seputar coat, syal, legging, dan berbagai winter clothing lainnya. Ibu saya membelikan jaket untuk nenek saya karena beliau sering kedinginan kalau bepergian ke masjid saat subuh dan malam hari. Harga yang ditawarkan cukup terjangkau dengan kualitas barang yang bagus. I thought the displayed clothes were proper, I can imagine what kind of clothes will be displayed when summer comes. Hahahha

2. BIG CITY

Big City adalah sebuah mall terbesar di Hsinchu. Untuk menuju ke sana pihak manajemen mall menyediakan bus khusus (gratis) untuk pelanggan dari downtown ke Big City yang beroperasi satu jam sekali. Tempat mangkal bus khusus ini berada di depan Sogo Mall. Saat kami (saya, ibu, baby aylmar, dan kakak ipar) menginjakkan kaki di depan mall tersebut, seorang satpam wanita separuh baya terlihat tertarik dengan kami. Mungkin dia merasa sedikit asing dengan kami yang menggunakan penutup kepala cantik alias hijab. Dia tersenyum pada kami dan menyapa dengan bahasa mandarin, dan seperti biasa kami hanya tersenyum tanpa arti. Hehe

Kami memasuki kawasan mall dan pandangan mata kami tertuju pada denah untuk mencari dimana tempat menyusui bayi berada. Kemudian kami menuju tempat tersebut, dan segera mengeksekusi baby aylmar supaya tidak rewel. Kami iseng-iseng saja melihat barang dan baju yang didisplay disana. Melirik label harga salah satu baju bayi kami hanya bias geleng-geleng kepala sambil mengambil langkah seribu ketika akan dihampiri mbak-mbak pelayan. Hahaha

Akhirnya kakak ipar saya langsung mengajak kami ke pusat perbelanjaan khas Jepang (Daisho Japan) di lantai paling atas mall. Harga barang yang ditawarkan di Daisho sangat jauh berbeda dengan harga menyeramkan yang kami lihat tadi, maklum lah ekonomi kami pas-pas an. Hehe. Daisho Japan menawarkan barang seharga serba NT 30 atau serba 12 ribu. Sumpah… barang-barang unik khas Jepang ada semua di sini (ya walaupun belum sempat ke Jepang, tapi mampir ke toko ini serasa berbelanja di Jepang). Mulai dari rol pemijat wajah, portable ashtray alias asbak portable dengan bentuk yang unik, rol penghilang debu dikarpet, tempat makan, alat tulis, headset, pot, dompet, tas belanja, gantungan kunci dan masih banyak lagi barang-barang unik di Daisho. Feel awesome. Haha

Gifts from Bali
 Oh ya, saya juga menemukan salah satu barang aseli Indonesia. Sebuah bros manik-manik lucu yang tulisannya from Bali Indonesia. Eh.. perasaan bros seperti itu banyaknya di daerah Yogya deh ya. Haha tapi tidak apa-apa, bangga juga melihat produk negeri sendiri ada di negeri orang.

3. INDONESIAN MARKET

Indonesian Market at Downtown of Hsinchu, Taiwan

Keluarga di tempat asing. Inilah tempat yang kami cari-cari. Kelapa parut, tempe, masakan padang, sambel khas masakan padang, indomie, majalah aseli Indonesia, jajan halal khas Indonesia, mie ayam, nasi goreng, dan masiiiih banyak lagi. Saat itu saya membeli sambel khas masakan padang yang rasanya ternyata super pedas, yang cukup untuk menguras lambung saya, padahal sambel padang yang di Indonesia tidak sepedas ini. Saya juga melihat semacam warung makan dimana banyak warga Indonesia yang mayoritas TKI sedang bercengkrama di tempat tersebut. Maklum saat saya berkunjung ke sana adalah saat akhir pekan. Di waktu yang lain, kakak saya membeli tempe dan parutan kelapa kering di tempat ini. Rencananya sih pengin membuat nasi megono khas Temanggung, akhirnya membela belakan diri ke pasar Indo untuk membeli bahan yang dibutuhkan, karena di Taiwan tidak lazim megenal temped an parutan kelapa. Subhanalloh… rasa nasi megono khas Taiwan ini benar-benar maknyusssss. Nasi yang lembut dipadu dengan gurihnya parutan kelapa, asinnya ikan teri, dan lezatnya tempe. Sampai habis 2 piring saya. Hehe

4. SOGO MALL
Dalam rangka proyek pembuatan nasi megono, kami mencari ikan teri di SOGO. Tepatnya di bagian seperti hypermart nya Indonesia lah. Harga terinya cukup mahal, 1 ons dihargai sekitar NT 170 atau IDR 60,000. Selain itu, kami juga memburu kentang untuk sayur tambahan. Sempat repot juga, karena saat kami menanyakan lokasi kentang berada kepada pelayan menggunakan bahasa Inggris, sang pelayan hanya senyum dan berbicara dengan bahasa tubuh dan mandarin yang kami tidak mengerti. Akhirnya sang pelayan memutar-mutar dirinya mencari pelayan yang lebih muda, kemudian layaknya superhero bagi kami, dia dengan sigap menunjukkan dimana lokasi kentang yang kami cari. Perjuangan.

5. STARBUCKS
Di depan SOGO, kami melihat kedai starbucks yang sedang ramai diiserbu pembeli. Wah membuat saya menelan air liur saja. Karena tak kuasa menahan hasrat ingin minum kopi, saya dan kakak saya ikut berjuang mengantri selama hamper setengah jam. Di tengah waktu penantian itu, kakak saya bercerita tentang pengalamannya merasakan antrian yang lebih parah saat pagi hari di Starbucks Cambridge. Maklum, budaya orang Inggris adalah sarapan sambil minum kopi sebelum bekerja. Perjuangan kami membuahkan hasil, 2 cups Coffee Latte dan 1 cup Cappucino siap kami santap. Yummy… Buih creamnya terasa nikmat di mulut. :*

6. McD

Santapan Halal ala McD
 Perut keroncongan, terjebak di tempat asing yang minim makanan halal? Untuk para Muslim travelers, mampirlah di McD. Hehehe. Menu yang dapat dipesan adalah Fish Burger dan Beef Burger, untuk minumannya bias Cola maupun Tea. Kenapa beef nya halal? Karena sumbernya dari Australian beef yang terjamin halal. Untuk harga, tidak jauh berbeda dengan McD di Indonesia kok, jadi lumayan bias sebagai pengganjal perut.

Saya juga ingin memberikan sedikit pemandangan unik yang saya jumpai ketika menunggu bus pulang. Cekidot!

Ulah pengendara sepeda motor yang parkir sembarangan, tak hanya di Indonesia
 (Maklum, tidak ada tukang parkir)

Sekian perjalanan saya dan keluarga ke Downtown of Hsinchu. Semoga dapat memberikan pencerahan dan hiburan pagi travelers sekalian.

Salam Traveler!
Share this article :
 

+ komentar + 2 komentar

25 Agustus 2015 pukul 18.11

Restoran indonesia hsincu sebelah mana ya mbak?

26 Agustus 2015 pukul 21.53

Di downtown nya mas. Saya naik bus no 2 dr NCTU trus turun di pemberhentian terakhir. Nah di sekitar sogo mall itu lah ada pasar indo yg dsana ada resto nya walaupun gak sebesar di taipei.

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2013. A Remarkable Traveler - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger