Latest Post

Translate this Blog

Plantera Kebun Ngebruk : The Adrenalin at The Fruit Paradise

Kali ini motor saya berlabuh di sebuah fruit paradise bernama Plantera, kebun Ngebruk di daerah Kecamatan Patean, Kendal saat kami mengunjungi posko KKN kami di Plantungan Kendal. Oiya, kami di sini refers to Yulia, Lutfi, dan Nurul. iseng-iseng saja kami mampir saat itu.


Gerbang Masuk Plantera
Memasuki arena parkir roda dua, kami disambut dengan petugas parker yang ramah, kemudian kami menengok kanan dan kiri, tetapi ke depan saja untuk mencari loket penjualan tiket masuk. Namun, usaha kami rupanya sia-sia. Tak kami temukan satu pun loket itu. Kami nekat saja masuk sambil mencari informasi tentang isi kebun ngebruk ini. terdapat suatu ruangan bernama Plantera Hall yang mendisplay hasil perkebunan dan mini cafe. Kami menemukan beberaapa informasi mengenai paket wisata dan apa saja yang dapat kami temukan di Plantera Kebun Ngbruk ini.

Harga paket wisata dengan kereta Plantera seharga Rp 25.000/orang saat itu. Dikarenakan BBM naik, mungkin saat ini ongkos nya sudah mengalami kenaikan harga. Kami memutuskan untuk memanfaatkan anugrah dari Alloh saja, yaitu kaki kami agar kami lebih bebas menyelami setiap jengkal apa saja yang ada di Kebun Ngebruk. Tentunya tidak semua arena kami telusuri, bayangkan saja, kebun seluas 234 hektar apakah harus itari? Wah pasti kaki kami langsung berubah jadi kaki gajah.


Sekilas mengitari kebun, kami menemukan beberapa buah lokal yang sering kami dengar namanya seperti jambu air dan banyak pula buah yang sangat asing bagi kami seperti nanas arnis, what kind of fruit was that?

Jalan Beton di Area Kebun Ngebruk
Menelusuri jalan beton perjalanan kami berhenti pada sebuah pusat pembibitan buah dan sayuran. Yah kami tak sempat mengintip buah dan sayuran apa saja yang dikembangbiakkan di sana. Tak lupa shutter kamera kami bekerja. Hehe

Area Pembibitan


Setelah puas menghabiskan gaya di tempat pembibitan, kami pun bertandang ke tempat Adveture center. Terdapat berbagai macam permainan baik outbond maupun sekedar prosotan untuk anak-anak. Di tengah adventure center tersebut, terdapat sebuah danau buatan.

Suasana Adventure Center

 Kami mencicipi Atv di arena tersebut. Harga sewa Atv adalah Rp 20.000,00/30 menit. Hanya saya dan Lutfi yang bernyali mencicipi Atv, Nurul sepertinya tidak punya daya menaiki salah satu jenis skuter gedhe ini. Hehehehe




Awalnya perjalanan kami berjalan dengan mudah dan normal, namun ketika mendekati setengah perjalanan, saya melihat gelagat tidak normal dengan Lutfi. Tiba-tiba dia kehilangan kendali dan hamper saja dia terjerembab memasuki buasnya danau buatan itu. Beruntung Alloh masih saying dan menyelamatkan nyawanya (haha lebay). Wah saat itu jantung saya hampir copot melihat si Lutfi yang hamper terperosok. Akhirnya dengan sigap petugas Atv menyelamatkan Atv yang korbannya si Lutfi. Sepertinya, iniakan menjadi terakhir kalinya dia meanaiki kendaraan yang satu ini. Haha


Scream for ATV
Selepas menghabiskan waktu dengan adrenalin kami, cacing di usus kami melakukan konser besar-besaran. Kami pun segera mengeksekusi mereka dengan mencicipi segelas Jus Jambu sehat di minicafe Palntera Hall.


Segelas Jus Jambu pengobat Dahaga

Sholat dan makan sudah. Saatnya kami berkemas menuju kampus kami di Semarang. See you on the next Trip!

Salam Traveler!!!
 

Hutan Pinus Jumprit : Photo Gallery : Edisi Photograph Hunter

Temanggung, 26 Juni 2013

Selepas berwisata dejarah di situs Liyangan, kami (saya dan sepupu saya, maya) menyempatkan untuk mengunjungi hutan pinus di Jumprit, kabupaten Temanggung untuk berburu foto. hehe. sebenarnya ada tempat wisata lain selain hutan pinus di Jumprit, yaitu wisata air terjun dan mata air. Konon, mata air tersebut dapat membuat awet muda. kalo nenek 70 tahun yang membasuh mukanya apakah beliau akan tetap awet tua? who knows? :p

Namun, kami memutuskan untuk tidak mengunjungi tempat tersebut. selain saya sudah pernah mengunjunginya ketika SMA, kami juga enggan berurusan dengan monyet-monyet yang siap menyerbu kami.

nah... ceritanya hutan pinus di Jumprit ini merupakan hutan konservasi untuk melestarikan lingkungan hijau di Temanggung. Hutan ini juga cocok sekali untuk camping, foto prewedding, dan tempat hunting foto.

sesampainya di sana, kami menjumpai beberapa siswa sekolah dasar yang sepertinya baru selesai melakukan wisata alam bersama guru mereka. kami pun disambut dengan asrinya suasana hutan dan rindangnya julangan pohon pinus yang menakjubkan. jadi tidak sabar untuk berburu foto, hehe.

ini dia nih foto hasil jepretan kami, yah cukup begini saja karena hanya menggunakan ordinary digital camera with only 11 MP.

Pintu Masuk Hutan Pinus
Bagian dalam Hutan
Feel the Jungle Breath
Zero Net Force - Newton First Law
Maksa banget foto berdua


Salam Traveler!!



 

Candi Pringapus: Gedong Songo Ala Temanggung

Temanggung, 26 Juni 2013


Pose dulu boleh lah ya ^o^
Melengkapi perjalanan saya ke situs Liyangan dan hutan pinus Jumprit, saya memutuskan untuk megunjungi salah satu candi yang terletak di kecamatan Ngadirejo ini, tepatnya di desa Pringsurat. Candi ini bernama candi Pringapus. Menurut sepemahaman saya dalam bahasa Jawa, ‘pring’ berarti bambu dan ‘apus’ berarti berbohong, nah pringapus apakah berarti bambu yang berbohong? Haha saya tak tahu menahu lah soal ini.

Candi Pringapus terletak sekitar 22 km dari pusat kota Temanggung, atau kalau dengan kendaraan roda dua, saya menempuhnya dalam waktu kurang lebih 30-45 menit. Jalan yang dilalui sama seperti jalan menuju situs liyangan dan hutan pinus Jumprit, tinggal nanti mengikuti petunjuk arah yang ada.



Saat saya tiba di lokasi, ternyata cukup membuat saya surprise. Bangunan candi yang utuh hanya satu saja, dan yang lain hanya susunan arca yang ditumpuk di sekitar candi.

Pringapus' Gate
 Candi Pringapus mengingatkan kami pada Candi Gegongsongo, Kabupaten Semarang. Bentuknya mirip sekali, hanya saja jika di gedong songo, mayoritas isi di dalam candi adalah menja untuk persembahan, namun di pringapus isi di dalam candi adalah patung seekor sapi, yang disebut nandi. Oleh masyarakat sekitar candi Pringapus sering digunakan untuk acara 7 bulanan (tingkeban), semacam acara adat Jawa untuk ibu hamil.



Arca yang Tersisa di Candi Pringapus
Arca yang Tersisa di Candi Pringapus

Dari situs resmi kabupaten Temanggung, saya mengutip mengenai misteri penanggalan candi sebagai berikut
Arkeolog Belanda EB Vogler pernah melakukan penelitian terhadap hiasan kala makara diatas pintu candid an sejarah politik kerajaan-kerajaan di Jawa Tengah. Hasilnya dipetakan menjadi lima periode pertanggalan yaitu :


a.    Periode I, yaitu masa sebelum tahun 650. Ia memperkirakan, ketika itu sudah ada bangunan ang terbuat dari bahan-bahan yang mudah rusak dan lapuk sehingga tanda-tanda arsitekturalnya tidak tersisa lagi.
b.    Periode II (650-760), yang terjadi pada masa pemerintahan Raja Sanjaya dari Kerajaan Mataram Hindu. Gaya bangunan dipengaruhi oleh arsitektur Pallawa yang berasal dari India Selatan. Bangunan-bangunan candi dari periode ini pun sudah rusak, dan tidak mudah teridentifikasi.
c.    Periode III (760-812), pada masa Dinasti Syailendra. COntoh bangunannya adalah Candi Borobudur, Pawon, Mendut, Kalasan dan sari.
d.    Periode IV (8120\-928), Pengaruh asing terutama gaya Chandiman (India) mulai memperkaya unsure-unsur candi. Contohnya antara lain Prambanan, sariwanm Plaosan dan Ngawen.
e.    Periode V, yang berlangsung tahun 928 hingga akhir masa Hindu-Jawa. Bangunannya merupakan perkembangan dari gaya-gaya sebelumnya. Bangunan dari periode ini mulai diperkaya dengan unsur-unsur kesenian Jawa Timur, terutama bentuk kala. Contoh bangunannya antara lain Candi Pringapus, Sembodro, Ratna dan Srikandi.

Sebenarnya, di dekat candi Pringapus terdapat candi Perot yang merupakan peninggalan Mataram Kuno juga. namun, saat itu kami tidak cukup tahu jalan yang harus kami tempuh. Oleh karena itu, kami memutuskan untuk mengunjunginya lain kali.

Cukup sekian laporan perjalanan sejarah kali ini, karena saya paling payah dalam hal persejarahan umat manusia di Indonesia, saya jadinya tidak dapat bercerita banyak. Hehhe

Salam traveler!

Referensi
Petualangan pribadi
http://kabtemanggung.com/candi-pringapus
http://www. temanggungkab.go.id/
 

Situs Liyangan : Kemegahan Mataram Kuno yang Termakan Lahar Sindoro

Temanggung, 26 Juni 2013



Situs liyangan merupakan situs peninggalan Mataram Kuno ke sekian kali yang ditemukan di Temanggung. Setelah kemarin melihat berita pameran artefak situs Liyangan di facebook (tanggal  17-23 Juni 2013), saya jadi ingin mengunjunginya. Tetapi apalah daya tangan tak sampai, ada saja halangan tak bias berkunjung ke sana. Akhirnya pada hari ini, kesempatan itu datang juga pada saya.

Pagi sekali kami mempersiapkan diri. Karena sepupu saya harus jaga siang di RS, maka kami pun berencana berangkat di pagi hari. Gas motor kami pun mulai mengepul untuk memanaskan mesin. Pukul 08.20 WIb kami menuju lokasi. Perjalanan kami tempuh selama 30 menit (Bulu-Ngadirejo).

Situs Liyangan terletak di dusun Liangan, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung. Dari arah Semarang, setelah sampai di Parakan, ambil arah Weleri/Jakarta, kemudian di Ngadirejo, ambil arah jalan lingkar Ngadirejo. Tiba di perempatan (lampu lalu lintasnya rusak) ambil arah Jumprit, lurus terus sampai menemukan gate atau gapura bertuliskan dusun Liangan atau seperti ini

Gerbang menuju Situs Liyangan

Jalan dari gapura sampai ke situs Liyangan, cukup terjal. Hanya motor atau kendaraan roda dua yang mampu melewati jalannya dikarenakan sempit, menanjak, dan terjal. Jika Anda menggunakan kendaraan roda 4, dapat diparkir di pusat informasi situs Liyangan dan kemudian berjalan menuju situsnya. Tiket retribusi dan parkir roda 2 adalah Rp 3.000,00/motor.

Kondisi Jalan Menuju situs Liyangan




Hanya kami pengunjung di situs Liyangan saat kami tiba. Kami berbincang sedikit dengan pak penjaga pos. Beliau menunjukkan dimana tempat artefak dan seperti apa gambaran umum dari situs Liyangan yang baru di temukan ini. Masih sibuk aktifitas penggalian di situs tersebut. Saya cukup kaget juga ketika melihat salah satu penggali di sana adalah seorang ibu. Dengan berlinang peluh, semangat beliau tak kalah dari pekerja laki-laki.


Aktifitas Penggalian
Belum cukup banyak artefak dan bangunan candi yang ditemukan di situs liyangan ini. Kami hanya menjumpai satu bangunan candi yang utuh, dan beberapa yang belum lengkap dan hanya beberapa tumpukan batu. Terlihat pula sebuah bangunan yang sudah tak utuh dan terlihat seperti beteng pertahanan atau hanya sekedar pagar biasa ya (hehe belum jelas). Ya tidak banyak yang dapat kami lihat saat itu. Ukiran atau pahatan pun sepertinya telah rusak termakan lahar Sindoro saat bencana dulu.




Pose dulu ah ^o^

Menurut temuan balai Arkeologi Yogyakarta, Situs Liyangan merupakan kompleks peninggalan Mataram Kuno yang terdiri dari tiga bagian yakni area hunian, area peribadatan, dan area pertanian. Situs ini merupakan bukti bahwa pemerintahan terstruktur itu nyata dan ada saat jaman Mataram dulu.

Penemuan lain adalah pecahan guci kuno zaman Dinasti Tang yang ditemukan di area hunian oleh para penambang pasir. Pecahan guci ini lantas disusun hingga menjadi sekitar 40 guci. Guci ini digunakan sebagai alat perkakas rumah tangga seperti mangkok, wadah air, dan sebagainya. Beberapa guci Cina yang ditemukan pun membuktikan bahwa masyarakat sudah menggunakan peralatan modern untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sekarang, guci ini disimpan di perangkat desa setempat.


Foto Gerabah di Pos Keamanan
Informasi yang memadai belum tersedia di tempat tersebut, maklum juga karena saya datang saat pameran telah usai. Informasi yang saya dapatkan dari searching dan browsing dengan bantuan google.

Oiya, hal unik yang saya temui, ternyata tembakau yang ditanam oleh petani setempat tumbuh subur di atas susunan batu yang disusun manusia jaman Mataram Kuno tersebut. Let's check it out!

Lahan Tembakau di Atas situs


Salam Traveler!


referensi
petualangan pribadi
http://www.tempo.co/read/news/2013/06/04/061485610/Ditemukan-Jalan-Batu-dan-Guci-di-Situs-Liyangan
 

Sekilas tentang Hsinchu, Taiwan, part 2


Setelah part 1 yang mengupas tentang pasar malam Hsincu dan sekitarnya, kini part 2 akan menguak tentang Hsinchu di down town nya. Ok let’s begin



Saat saya diajak kakak dan kakak ipar saya berpetualang di downtown Hsinchu, kami mampir di beberapa tempat yang kebanyakan adalah wisata belanja. Hehehhee

1. NET
NET adalah sebuah toko semacam distro yang menyediakan segala jenis produk clothing. Karena namanya distro, maka barang yang ditawarkan pun mempunyai merek NET juga. Karena saat itu adalah musim dingin mendekati natal, maka barang yang di display juga seputar coat, syal, legging, dan berbagai winter clothing lainnya. Ibu saya membelikan jaket untuk nenek saya karena beliau sering kedinginan kalau bepergian ke masjid saat subuh dan malam hari. Harga yang ditawarkan cukup terjangkau dengan kualitas barang yang bagus. I thought the displayed clothes were proper, I can imagine what kind of clothes will be displayed when summer comes. Hahahha

2. BIG CITY

Big City adalah sebuah mall terbesar di Hsinchu. Untuk menuju ke sana pihak manajemen mall menyediakan bus khusus (gratis) untuk pelanggan dari downtown ke Big City yang beroperasi satu jam sekali. Tempat mangkal bus khusus ini berada di depan Sogo Mall. Saat kami (saya, ibu, baby aylmar, dan kakak ipar) menginjakkan kaki di depan mall tersebut, seorang satpam wanita separuh baya terlihat tertarik dengan kami. Mungkin dia merasa sedikit asing dengan kami yang menggunakan penutup kepala cantik alias hijab. Dia tersenyum pada kami dan menyapa dengan bahasa mandarin, dan seperti biasa kami hanya tersenyum tanpa arti. Hehe

Kami memasuki kawasan mall dan pandangan mata kami tertuju pada denah untuk mencari dimana tempat menyusui bayi berada. Kemudian kami menuju tempat tersebut, dan segera mengeksekusi baby aylmar supaya tidak rewel. Kami iseng-iseng saja melihat barang dan baju yang didisplay disana. Melirik label harga salah satu baju bayi kami hanya bias geleng-geleng kepala sambil mengambil langkah seribu ketika akan dihampiri mbak-mbak pelayan. Hahaha

Akhirnya kakak ipar saya langsung mengajak kami ke pusat perbelanjaan khas Jepang (Daisho Japan) di lantai paling atas mall. Harga barang yang ditawarkan di Daisho sangat jauh berbeda dengan harga menyeramkan yang kami lihat tadi, maklum lah ekonomi kami pas-pas an. Hehe. Daisho Japan menawarkan barang seharga serba NT 30 atau serba 12 ribu. Sumpah… barang-barang unik khas Jepang ada semua di sini (ya walaupun belum sempat ke Jepang, tapi mampir ke toko ini serasa berbelanja di Jepang). Mulai dari rol pemijat wajah, portable ashtray alias asbak portable dengan bentuk yang unik, rol penghilang debu dikarpet, tempat makan, alat tulis, headset, pot, dompet, tas belanja, gantungan kunci dan masih banyak lagi barang-barang unik di Daisho. Feel awesome. Haha

Gifts from Bali
 Oh ya, saya juga menemukan salah satu barang aseli Indonesia. Sebuah bros manik-manik lucu yang tulisannya from Bali Indonesia. Eh.. perasaan bros seperti itu banyaknya di daerah Yogya deh ya. Haha tapi tidak apa-apa, bangga juga melihat produk negeri sendiri ada di negeri orang.

3. INDONESIAN MARKET

Indonesian Market at Downtown of Hsinchu, Taiwan

Keluarga di tempat asing. Inilah tempat yang kami cari-cari. Kelapa parut, tempe, masakan padang, sambel khas masakan padang, indomie, majalah aseli Indonesia, jajan halal khas Indonesia, mie ayam, nasi goreng, dan masiiiih banyak lagi. Saat itu saya membeli sambel khas masakan padang yang rasanya ternyata super pedas, yang cukup untuk menguras lambung saya, padahal sambel padang yang di Indonesia tidak sepedas ini. Saya juga melihat semacam warung makan dimana banyak warga Indonesia yang mayoritas TKI sedang bercengkrama di tempat tersebut. Maklum saat saya berkunjung ke sana adalah saat akhir pekan. Di waktu yang lain, kakak saya membeli tempe dan parutan kelapa kering di tempat ini. Rencananya sih pengin membuat nasi megono khas Temanggung, akhirnya membela belakan diri ke pasar Indo untuk membeli bahan yang dibutuhkan, karena di Taiwan tidak lazim megenal temped an parutan kelapa. Subhanalloh… rasa nasi megono khas Taiwan ini benar-benar maknyusssss. Nasi yang lembut dipadu dengan gurihnya parutan kelapa, asinnya ikan teri, dan lezatnya tempe. Sampai habis 2 piring saya. Hehe

4. SOGO MALL
Dalam rangka proyek pembuatan nasi megono, kami mencari ikan teri di SOGO. Tepatnya di bagian seperti hypermart nya Indonesia lah. Harga terinya cukup mahal, 1 ons dihargai sekitar NT 170 atau IDR 60,000. Selain itu, kami juga memburu kentang untuk sayur tambahan. Sempat repot juga, karena saat kami menanyakan lokasi kentang berada kepada pelayan menggunakan bahasa Inggris, sang pelayan hanya senyum dan berbicara dengan bahasa tubuh dan mandarin yang kami tidak mengerti. Akhirnya sang pelayan memutar-mutar dirinya mencari pelayan yang lebih muda, kemudian layaknya superhero bagi kami, dia dengan sigap menunjukkan dimana lokasi kentang yang kami cari. Perjuangan.

5. STARBUCKS
Di depan SOGO, kami melihat kedai starbucks yang sedang ramai diiserbu pembeli. Wah membuat saya menelan air liur saja. Karena tak kuasa menahan hasrat ingin minum kopi, saya dan kakak saya ikut berjuang mengantri selama hamper setengah jam. Di tengah waktu penantian itu, kakak saya bercerita tentang pengalamannya merasakan antrian yang lebih parah saat pagi hari di Starbucks Cambridge. Maklum, budaya orang Inggris adalah sarapan sambil minum kopi sebelum bekerja. Perjuangan kami membuahkan hasil, 2 cups Coffee Latte dan 1 cup Cappucino siap kami santap. Yummy… Buih creamnya terasa nikmat di mulut. :*

6. McD

Santapan Halal ala McD
 Perut keroncongan, terjebak di tempat asing yang minim makanan halal? Untuk para Muslim travelers, mampirlah di McD. Hehehe. Menu yang dapat dipesan adalah Fish Burger dan Beef Burger, untuk minumannya bias Cola maupun Tea. Kenapa beef nya halal? Karena sumbernya dari Australian beef yang terjamin halal. Untuk harga, tidak jauh berbeda dengan McD di Indonesia kok, jadi lumayan bias sebagai pengganjal perut.

Saya juga ingin memberikan sedikit pemandangan unik yang saya jumpai ketika menunggu bus pulang. Cekidot!

Ulah pengendara sepeda motor yang parkir sembarangan, tak hanya di Indonesia
 (Maklum, tidak ada tukang parkir)

Sekian perjalanan saya dan keluarga ke Downtown of Hsinchu. Semoga dapat memberikan pencerahan dan hiburan pagi travelers sekalian.

Salam Traveler!
 

Eksotisme Candi Gedong Songo : Ukiran Tangan Tuhan nan Mempesona

24 Juni 2013, Candi Gedong Songo, Semarang

Setelah menempuh pendidikan di Semarang selama empat tahun dan menimba pengalaman satu tahun, saya merasa malu kalau ada teman saya yang bertanya apakah saya pernah mengunjungu candi Gedong Songo atau tidak. Hehe. Padahal setiap berangkat ke Semarang dan mudik ke Temanggung saya pasti melalui jalur ini. Sempat beberapa kali mendapatkan kesempatan entah itu agenda kampus atau ajakan teman, namun Alloh belum meridloinya. Liburan sekolah ini, akhirnya saya mempunyai kesempatan yang dapat saya wujudkan untuk mengunjunginya bersama teman SMA saya, Icha dan adeknya.

Candi Gedong Songo mempunyai arti Candi Bangunan Sembilan. Gedong berarti bangunan dan Songo berarti Sembilan. Lokasi Candi Gedong Songo berada di lereng Gunung Ungaran, Dusun Darum, Desa Candi, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Indonesia. Untuk mencapai lokasi ini memakan waktu sekitar 1 jam dari Temanggung, dan 1 jam pula dari Semarang kota menggunakan kendaraan pribadi. Sedangkan untuk transportasi kendaraan umum, terdapat bus jurusan bandungan atau angkutan umum ambarawa-bandungan kemudian turusn di pertigaan menuju candi gedong Songo dan dari pertigaan tersebut dapat ditempuh menggunakan jasa ojek (sekitar 4 km). Medan yang dilalui cukup berat dengan belokan cukup tajam dan jurang di sekitarnya. Asal hati-hati pasti selamat kok, tenang saja.

Sesampainya di pintu masuk candi, kami langsung disambut dengan atmosfer khas pegunungan yang dingin. Setelah memarkir kendaran, kami pun menuju loket penjualan tiket masuk. Tiket masuk candi Gedong Songo 

Rp 6000,00 (hari biasa)
Rp 7500,00 (hari libur)
Rp 50.000,00 (US $ 5) untuk wisatawan asing

Kami menjumpai beberapa kelompok anak-anak pramuka yang sedang mendirikan tenda kemah di sekitar pintu masuk candi, senang saya melihat liburan mereka diisi dengan kegiatan positif. Hehe tidak seperti saya ketika jaman sekolah, liburan hanya malas-malasan di rumah.
Candi Gedong III
Candi yang paling dekat pintu masuk adalah candi Gedong I, hanya terdapat satu candi dan puncaknya pun sudah tidak sempurna lagi. Maka kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan menuju candi-candi selanjutanya. Saya kira candi-candi yang lain berada di sekitar kompleks candi I, eh ternyata kami harus mendaki gunung yang lumayan membuat kaki saya berotot untuk mengeksplorasi candi yang lain. Namun, pengunjung juga dapat menggunakan transportasi kuda dengan merogoh kocek sebesar Rp 50.000,00 untuk mengitari seluruh kompleks candi. Kondisi jalan khusus pejalan kaki sangat menanjak dan terjal, sehingga kami harus beberapa kali beristirahat untuk sampai di candi Gedong II. Namun, rasa lelah kami terbayar ketika melihat indahnya pemandangan sekitar yang kami lewati, terbentang hutan pinus yang asri dan udara segar yang setiap saat memberikan suntikan energi untuk kami. 

Perjalanan dapat dilakukan dengan berjalan kaki dan menunggangi kuda
Menuju Candi Gedong II

Akhirnya kami tiba di kompleks candi Gedong II. Hanya terdapat 1 kompleks candi di sini. Ternyata semua candi menggunakan material berupa batu andesit yang dibentuk menyerupai batu bata dan disusun membentuk struktur candi. Kemudian kami menuju candi Gedong III yang letaknya tidak begitu jauh dari Gedong II, inilah kompleks candi terbagus dari yang lain. Di kompleks ini terdapat 3 bangunan candi, yang mayoritas masih utuh. Ukiran patung dewa masih dapat dilihat walaupun sebagian telah rusak dimakan waktu. Saya mencoba mengintip bagian dalam candi, terlihat selembar daun pisang dan beberapa mawar merah kering dan sisa lilin yang sudah habis terbakar. Dari bukti yang ditemukan di tempat kejadian perkara, dapat disimpulkan bahwa tempat itu baru saja digunakan untuk tempat pemujaan. Saya pun penasaran mengenai fungsi candi ini pada jaman dulu, akhirnya setelah bernegosisasi dengan Mr Google, saya mendapatkan informasi yang saya cari.

Keberadaan Candi Gedong Songo digunakan oleh masyarakat masa lampau untuk melakukan pemujaan. Bahkan hingga sekarang, masyarakat Hindu masih melakukan upacara pemujaan di kompleks candi ini. Pelaksanaannya berupa perjalanan dari Candi pertama menuju Candi ke-9 dengan melakukan semacam ritual di tiap-tiap candi yang dilalui. Parswadewata di Jawa ditafsirkan sebagai persembahan kepada roh nenek moyang yang telah bersatu dengan Siwa dan di candi disimbolkan dalam bentuk Lingga-Yoni yang dikawal dewa pengiring, yakni Durga (istri Siwa), Ganesha (anak Siwa), dan Agastya (seorang resi yang memiliki kemampuan spiritual setara dengan dewa).




Saya dan Icha di Candi Gedong II dan III

Perjalanan kami lanjutkan ke candi IV dan V melewati pemandian air panas belerang. Aroma dan asap belerang yang khas manyambut kami. Benar-benar kuasa Tuhan yang Agung, baru pertama kali ini saya melihat langsung asap belerang mengepul dari balik lereng batu. Untuk menikmati berendam di kolam air panas belerang, pengunjung hanya cukup mengeluarkan nominal 5000 rupiah.

Suasana Pemandian Air Panas Belerang Candi Gedong Songo
Perjalanan menuju candi Gedong IV dan V cukup jauh dengan menuruni dan menaiki lereng gunung. Woww tetapi perjalanan itu tidaklah seberapa ketika di puncak candi V kami disuguhi pemandangan luar biasa. Ukiran tangan Tuhan benar-benar mempesona. Hamparan hijaunya alam hutan pinus, hijaunya gunung yang malu-malu bersembunyi di tengah kabut, dan pemandangan Rawa Pening dapat kita nikmati dari puncak candi V. Alam yang begitu indah ini hanya sebagian kecil dari karya Tuhan. Ternyata dari Sembilan candi tersebut hanya tersisa 5 bangunan candi, sisanya sudah menjadi puing-puing candi. Harusnya namanya diubah menjadi candi gedong limo ya?

Langit yang mengintip dibalik Hutan Pinus

Candi Gedong V dan Reruntuhan Candi Lainnya

Jalan Setapak di Candi Terakhir (Gedong V)
Puas menikmati nuansa tingkatan candi Gedong Songo, kami beranjak pulang dengan melalui jalur menurun yang sangat curam. Kaki kami terasa tertarik gaya gravitasi yang cukup besar sehingga gaya gesek kaki kami dan tanah sulit menghambat gaya ini. Hehehhe
Rute Jalan Pulang
Untuk membayar lelah kami, kami menikmati semangkuk mie ayam dan minuman penghilang dahaga di kantin-kantin sekitar kompleks candi. Diiringi angina sepoi-sepoi kami sangat menikmati santapan kami yang sangat nikmat dimakan kala lelah kami. Kami cukup mengeluarkan Rp 10.000,00 – Rp 15.000,00 saja. Benar-benar petualangan yang ngirit. Heehehe. Di kantin ini pun pengunjung dapat menikmati sate daging kelinci dengan harga Rp 15.000,00.

Suvenir sebagai oleh-oleh kurang begitu bagus menyajikan kekhasan candi GedongSongo. Hanya beberapa kaos bertuliskan candi gedong songo dan beberapa kerajinan kayu (pigura, gantungan kunci, aksesoris, dll). 




Selamat berwisata!

Salam Traveller!



Referensi

Petualangan pribadi
http://seputarsemarang.com/candi-gedong-songo-7342/
http://fariable.blogspot.com/2010/09/candi-gedong-songo.html
 

Sekilas tentang Hsinchu, Taiwan, by Foreigner part 1


Sekilas tentang Hsinchu, Taiwan by Foreigner

Januari 2013, Hsinchu, Taiwan

Foreigner lagi, ya iya donk. Saya kan orang asing di Taiwan, jadi bule di Taiwan. Hehe. Edisi kali ini saya akan sedikit menguak misteri Hsinchu. Hsinchu merupakan salah satu provinsi dan kota di Taiwan. Saya pun tidak sempat menyusuri setiap lokasi yang berada di Hsinchu saat itu. Hanya beberapa tempat saja yang sempat saya kunjungi seperti downtown (pusat kota) dan pasar malam.

Tentang Pasar Malam. Pasar mala mini tidak jauh letaknya dari NCTU, atau lebih tepatnya terletak di depan kampus NTHU (National Tsing Hua University). Dari kampus NCTU dapat ditempuh menggunakan bus warna pink yang disediakan oleh Science Park, dan ongkosnya gratis lho.

Satu sudut di Pasar Malam : Skuter Berbaris

Di pasar ini terdapat berbagai macam toko mulai dari makanan, mini market, kelontong, dan lain-lain. Istilahnya pasar kecil di kota, atau kalau di Indonesia seperti pasar di kabupaten. Pasar ini didominasi oleh warung makan, jadi setiap sore hari pasar ini ramai oleh karyawan, mahasiswa, maupun siswa yang sekedar jajan atau mencari makan.

Salah satu makanan yang saya gemari adalah takoyaki, dijamin halal ini karena yang jual adalah orang Indonesia yang bekerja pada orang Taiwan. Kakak ipar saya dulu sempat menanyakan bahan apa saja yang digunakan alam pembuatan takoyaki khas pasar malam ini. Mbak yang berjualan ceritanya dulu TKW kemudian menikah dengan orang pribumi. Satu porsi takoyaki berisi 8 biji dihargai NT 40, atau sekitar Rp 12.000,00. Murah bukan? Wajib nyoba kalau teman-teman mampir ke pasar malam Hsinchu.

Biasanya selepas membeli takoyaki, kami ‘wajib’ membeli buble tea ‘Coco’ khas Taiwan. Yummy banget. Favorit saya buble milk tea yaitu teh susu dipadu dengan lezatnya buble (seperti cendol). Satu gelas gedhe buble tea seharga NT 35.

Coco Buble Tea Shop
Nah di pasar ini juga terdapat took kelontong yang rata-rata harganya NT 11, ya seperti took serba lima ribu kalau di Indonesia walau harganya tidak semua NT 11. Toko kelontong ini sangat lengkap, mulai dari peralatan elektronik sehari-hari sampai pecah belah rumah tangga. 

Bagi yang ingin membeli accessories unik khas Taiwan atau perlengkapan musim dingin seperti legging, syal, masker dapat membeli di Alice. Harga yang ditawarkan cukup murah dan barangnya khas produksi home Industri. 

Ibu dan kakak ipar plus dedek aylmar lagi sibuk milih tas di Alice

Pernah suatu saat ibu saya membeli dan memesan task has Taiwan, nah susahnya walaupun saya dan kakak saya ngomong bahasa Inggris sesimple dan sejelas mungkin tetapi mbak nya yang jualan tidak mengerti apa yang kami katakan. Masalah semakin pelik karena kami lupa membawa tablet kami yang berisi kamus offline, dan hp kami tidak bias ter setting untuk menggunakan layanan GPRS. Dengan perjuangan bahasa isyarat yang luar biasa, akhirnya mbak nya mengerti juga. Harusnya yang jadi bahasa internasional itu bahasa isyarat ya,,,


Salam Travelers,
 
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2013. A Remarkable Traveler - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger