Situs liyangan merupakan situs peninggalan Mataram Kuno ke sekian kali yang ditemukan di Temanggung. Setelah kemarin melihat berita pameran artefak situs Liyangan di facebook (tanggal 17-23 Juni 2013), saya jadi ingin mengunjunginya. Tetapi apalah daya tangan tak sampai, ada saja halangan tak bias berkunjung ke sana. Akhirnya pada hari ini, kesempatan itu datang juga pada saya.
Pagi sekali kami mempersiapkan diri. Karena sepupu saya harus jaga siang di RS, maka kami pun berencana berangkat di pagi hari. Gas motor kami pun mulai mengepul untuk memanaskan mesin. Pukul 08.20 WIb kami menuju lokasi. Perjalanan kami tempuh selama 30 menit (Bulu-Ngadirejo).
Situs Liyangan terletak di dusun Liangan, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung. Dari arah Semarang, setelah sampai di Parakan, ambil arah Weleri/Jakarta, kemudian di Ngadirejo, ambil arah jalan lingkar Ngadirejo. Tiba di perempatan (lampu lalu lintasnya rusak) ambil arah Jumprit, lurus terus sampai menemukan gate atau gapura bertuliskan dusun Liangan atau seperti ini
Gerbang menuju Situs Liyangan |
Jalan dari gapura sampai ke situs Liyangan, cukup terjal. Hanya motor atau kendaraan roda dua yang mampu melewati jalannya dikarenakan sempit, menanjak, dan terjal. Jika Anda menggunakan kendaraan roda 4, dapat diparkir di pusat informasi situs Liyangan dan kemudian berjalan menuju situsnya. Tiket retribusi dan parkir roda 2 adalah Rp 3.000,00/motor.
Kondisi Jalan Menuju situs Liyangan |
Aktifitas Penggalian |
Pose dulu ah ^o^ |
Menurut temuan balai Arkeologi Yogyakarta, Situs Liyangan merupakan kompleks peninggalan Mataram Kuno yang terdiri dari tiga bagian yakni area hunian, area peribadatan, dan area pertanian. Situs ini merupakan bukti bahwa pemerintahan terstruktur itu nyata dan ada saat jaman Mataram dulu.
Penemuan lain adalah pecahan guci kuno zaman Dinasti Tang yang ditemukan di area hunian oleh para penambang pasir. Pecahan guci ini lantas disusun hingga menjadi sekitar 40 guci. Guci ini digunakan sebagai alat perkakas rumah tangga seperti mangkok, wadah air, dan sebagainya. Beberapa guci Cina yang ditemukan pun membuktikan bahwa masyarakat sudah menggunakan peralatan modern untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sekarang, guci ini disimpan di perangkat desa setempat.
Foto Gerabah di Pos Keamanan |
Oiya, hal unik yang saya temui, ternyata tembakau yang ditanam oleh petani setempat tumbuh subur di atas susunan batu yang disusun manusia jaman Mataram Kuno tersebut. Let's check it out!
Lahan Tembakau di Atas situs |
Salam Traveler!
referensi
petualangan pribadi
http://www.tempo.co/read/news/2013/06/04/061485610/Ditemukan-Jalan-Batu-dan-Guci-di-Situs-Liyangan
+ komentar + 1 komentar
coba besok kapan kapan mbak jalan jalan ke curug trocoh / curug surodipo dan ke curug lawe..
dijamin terkesan...
atau kalu mau coba ke gua lawa...
informasi bisa dicari di mbah gugel...
salam petualang...
Posting Komentar